Wikipedia

Hasil penelusuran

Rabu, 24 Juni 2015

Happy Vesakh Day 2559 BE



MENYONGSONG HARI RAYA TRI SUCI WAISAK 2559 BE
STIAB JINARAKKHITA

Hari Trisuci Waisak merupakan hari yang sangat penting diperingati dan dirayakan oleh seluruh umat Buddha di dunia, dimana hari ini merupakan hari bersejarah Guru Junjungan yaitu Buddha Gotama. Guru yang selama ini membimbing dewa dan manusia agar dapat mencapai pembebasan sejati (Nibbana). Sesuai dengan namanya “Tri”, Hari Raya Trisuci Waisak mengandung tiga peristiwa penting yang sebenarnya wajib kita ingat sebagai siswa Sang Buddha yaitu yang pertama merupakan hari lahirnya Pangeran Siddharta Gotama pada tahun 623 SM di Taman Lumbini; yang kedua merupakan hari Petapa Sidharta mencapai Penerangan Sempurna pada tahun 588 SM di bawah pohoh Boddhi,  Buddhgaya; dan yang ketiga merupakan hari  Buddha Gotama Parinibbana pada tahun 543 SM di Kusinara. Selain memperingati tiga peristiwa penting tersebut, kegiatan ini juga dapat dijadikan suatu kegiatan perenungan melalui ritual persembahan Amisa Puja, dimana setiap unsur yang dipersembahkan diatas altar semuanya mengandung arti yang dapat direnungkan guna menambah kemajuan kualitas batin. Selain itu, dapat pula sebagai kegiatan yang bertujuan menambah keyakinan terhadap Tri Ratna  dan perenungan terhadap apa yang telah diajarkan oleh Guru Agung, Buddha Gotama, semua orang dapat menambah keyakinan melalui perenungan, penyadaran dan memparaktikkan ajaran Sang Buddha. Karena seberapa dalam mempraktikkan ajaran Sang Buddha,  sedalam itulah keyakinan kita terhadap Triratna.
Kegiatan peringatan Hari Raya Trisuci Waisak  pasti semua umat Buddha merayakannya, baik dengan menyusun acaranya yang penuh dengan pernak-pernik ataupun hanya sekedar Puja Bhakti Peringatan Hari Raya Tisuci Waisak saja. Begitu pula dengan STIAB Jinarakkhita, juga membuat kegiatan semacam itu pula. Akan tetapi, dari sekian banyaknya kegiatan kampus STIAB Jinarakkhita yang diadakan oleh BEM STIAB Jinarakkhita yang bekerjasama dengan banyak pihak, terutama Yayasan Buddhayana Vidyalaya, kali ini STIAB Jinarakkhita membuat suatu kegiatan unggulan yang penuh dengan makna dan berkah, yakni  Menyongsong hari raya tri suci waisak yang ke 2559 BE, STIAB Jinarakkhita sengaja memperingati Hari Raya Trisuci Waisak ini sebelum tanggal tersebut tiba, oleh karena itu tema kegiatannyapun dinamakan menyongsong buka perayaan. Kegiatan yang diadakan pada tanggal 16-17 Mei 2005 ini berlangsung sangat damai dan penuh berkah. Kegiatan ini sengaja diadakan selama dua hari karena STIAB Jinarakkhita kali membuat peringatan  yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Hari Pertama, kegiatan dimulai dengan proses pembukaan seperti acara-acara formal lainnya yang didalamnya terdapat sambutan-sambutan, selanjutnya melakukan ritual Buddhis Liam Keng, Pai Chan (pertobatan) dan Sangkung. Setelah makan siang dilanjutkan dengan membaca mantra Ta Pei Chou (pengembangan cinta kasih kepada semua makhluk) secara berulang-ulang dari pukul 14.00-16.00 WIB dan dilanjutkan lagi dengan Puja Bhakti Sore. Kemudian, selesai makan malam, kegiatan Puja bhakti dengan  membaca beberapa paritta, gatha dan sutta suci yang didalamnya terdapat Dhammadesana yang di Sampaikan oleh Bhikkhu Bhadra Natha. Kegiatan bisa dikatakan ramai, karena bhaktisala sampai penuh. Hal ini terjadi karena tamu undangan muda/i dari Vihara Boddhisatva hadir dimalam harinya mengikuti kegiatan tersebut.  
Hari kedua, kegiatan dimulai pukul 08.00 WIB. Kegiatan semakin penuh hikmat karena dipimpin langsung oleh Guru Spiritula STIAB jinarakkhita yaitu YM. Suhu Nyana Maitri Mahastavira.  Acara diawali dengan ritual Liam Keng yag dilanjutkan dengan pujian untuk Buddha Sakyamuni dengan ritual Yi Fo, inilah yang memuat acara ini beda dari peringatan Hari Trisuci Waisak tahun-tahun sebelumnya. Dengan penuh rasa hormat dan kerendahan hati semua yang hadir melakukan ritual Yi fo (memandikan rupang bayi pangeran sidharta). Tujuan dari Yi Fo sendiri adalah diambil dari salah satu syair inti ajaran Buddha yaitu “Sucikan hati dan pikiran”. Dari kalimat tersebutlah ritual ini dilakukan, sebagai siswa Sang Buddha seharusnya dapat menyucikan hati dan pikirannya melalui pelaksanaan Jalan Mulia Berusur Delapan (yang dikelompokkan menjadi Sila, Samadhi Dan Panna). Yi Fo berlangsung selama satu jam, yang kemudian acara Persembahan Amisha Puja dan Puja Bhakti Peringatan Hari Raya Trisuci Waisak yang ke 2559 BE, dan penyampain dhammadesana oleh YM. Suhu Nyana Maitri Mahastavira.
Setelah rangkaian acara dalam Bhaktisala selesai, masih ada kegiatan yang penuh dengan metta atau cinta kasih, yaitu fangsen satwa. Kegiatan semacam ini sangat memberikan motivasi dan inspirasi kepada kita semua khususnya mahasiswa/i STIAB Jinarakkhita. Dimana diajarkan untuk mengembangkan cinta kasih tanpa batas kepada semua makhluk. Kita semua pasti tidak  ingin jika kehidupannya selalu dalam sangkar atau dikurung yang setiap tindakannya dibatasi oleh pihak lain.  Begitupula dengan Satwa atau hewan, mereka  juga membutuhkan ruang kebebasan untuk menentukan kemana arah yang akan dijalaninya. Sebagai manusia yang bijaksana dan penuh metta selayaknya kita semua jangan merampas kehidupan makhluk lain apa lagi sampai menyakitinya atau yang lebih sadis lagi membunuh makhluk lain. Jangan membatas ruang bebas mereka, mereka juga mempunyai hak yang sama sebagai makhluk hidup yaitu bebas menentukan arah kehidupanny. Akan tetapi, yang perlu kita ingat adalah batasilah atau kendalikan pikiran ucapan dan perbuatan kita untuk tetap ada didalam ajaran Sang Buddha. Batasi perbuatan kita agar tidak merugikan diri sendiri dan makhluk lain. Selayaknya kita kembangkan cinta kasih demi kebahagian semua makhluk. Selain itu,  Kita perlu menanamkan Hiri dan Ottapa, yaitu malu berbuaat jahat dan takut akan akibat perbuatan jahat. Dengan menanamkan prinsip tersebut dalam kehidupan kita dan kita mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, maka mampu Dhamma Pelindung Dunia, sesuai dengan Tema yang diusungkan oleh Sangha Agung Indonesia akan terwujud. Ketika manusia mampu berjalan sesuai Dhamma, disitulah sebenarnya ia melindungi dirinya sendiri diri sendiri tidak pernah merugikan akhluk lain disekitanya, disitulah kedamaian tercipta dan kita  melindungi dunia ini dengan cinta kasih yang luar biasa. Karena untuk melindungi dunia, dhamma itu harus dipraktikkan sesuai apa yang telah diajarkan, bukan sekedar teoritis semata.

HAPPY VESAKH DAY 2559 BE.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar